Salah satu alasan dari perkembangan broadband (pita lebar ) adalah
perkembangan kebutuhanakan informasi yang tidak terbatas. Ilmu
pengetahuan dan Next Generation Network (NGN) merupakan hal yang
potensial dalam dalam mengubah
industri telekomunikasi dan
informatikaTIK) . Perkembangan ini juga terkait dengan kebutuhan akan
bandwidth yang besar dalammenjalankan suatu aplikasi tertentu. Kebutuhan
akan akses broadband terutama internetselama ini masih banyak dipenuhi
melalui fiber optic. Penggunaan fiber optic mempunyaikelemahan antara
lain biaya penggelaran yang mahal serta mobilitas yang hampir
tidakmemungkinkan. Kelemahan ini memunculkan adanya suatu teknologi yang
mampu mempunyaikemampuan dalam transfer rate yang besar dan juga
mempunyai kemampuan mobilitas yang tinggi. Hal ini melandasi adanya
mobile broadband.
Perkembangan teknologi 3G memungkinkan ekspansi dalam hal mobile
bandwidth dankapasitas. Selain itu sekarang mulai muncul teknolgi baru
yaitu WiMAX yang disebut-sebutsebagai teknologi 4G. Perkembangan ini
sangat ditentukan oleh perkembangan dalam teknologiteleomunikasi antara
lain adalah perkembangan MIMO( Multiple Input, Multiple Output) danOFDM (
Orthogonal Divison Multiplexing).
Orthogonal Divison Multiplexing (OFDM)
OFDM merupakan teknologi yang terbukti dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan mengenai berbagai macam propagasi (multipath),
termasuk kondisi NLOS antara BS (base Station) dan SS (subsriceber
Station). OFDM juga dapat mengatasi permasalahan delay spread dan
Intersymbol Interference (ISI). Sinyal OFDM dibentuk oleh beberapa
sinyal sempit yang dipancarkan secara paralel untuk setiap informasi
yang dikirim. Gambar memperlihatkan perbandingan sinyal OFDM dengan
Single carrier yang melewatkan informasi secara serial.
Sub-channellization diterapkan pada sinyal uplink dari SS atau CPE
(Customer Premises Equipment) dan bersifat optional.
MIMO (Multiple Output Multiple Input)
Secara sederhana multiple-input and multiple-output (MIMO) adalah
penggunaan multipe antena baik di pemancar (transmitter) dan juga di
penerima (receiver) untuk meningkatkan performance teleomunikasi. MIMO
sendiri merupakan salah satu bentuk dari Smart Antenna. MIMO digunakan
dalah teknologi komunikasi wireless karena mempunyai kemampuan
signifikan dalam meningkatkan data troughput tanpa adanya tambahan
bandwith maupun transmit power (daya pemancar).
Spatial multiplexing dalam MIMO memungkinkan transfer rate yang
tinggi karena sinyal dipecah (split) menjadi multiple lower rate stream (
aliran data kecepatan rendah yang majemuk) dan masing masing aliran
(stream) di pancarkan (transmit) dalam antena yang berbeda dalam satu
kanal frekuensi (frequency channel). Jika sinyal ini sampai kepada
antena penerima, akan memisahkan aliran (stream) ini dan membuat kanal
paralel (parallel channel). Spatial Multiplexing sangat bermanfaat dalam
meningkatkan kapasitas kanal agar lebih tinggi.
Teknik Spatial Multiplexing membuat penerima (receiver) sangat
komplek dan biasanya digabungkan dengan Orthogonal frequency-division
multiplexing (OFDM) atau Orthogonal Frequency Division Multiple Access
(OFDMA) dimana problem multipath dapat diatasi dengan efisien.
Penggunaan MIMO dan OFDM secara bersama antara lain pada standar IEEE
dan juga IEEE 802.16e standard n yang akan segera diluncurkan. Standar
komunikasi 3G juga mengakomodasi MIMO dan OFDM. Standar IEEE 802.16e
merupakan salah satu standar dari WiMAX.
*) Ketua Departmen Teknik Elektro UI dalam mata kuliah Jaringan Komputer Masa Depan
True Multiple Input Multiple Output (True MIMO) - Lebih Cepat, Lebih Jauh
True MIMO: Menangkap pantulan dari gelombang
Teknologi True MIMO hadir sebagai pengembangan dari teknologi
wireless biasa yang menggunakan prinsip Single Input Single Output
(SISO). Teknologi wireless konvensional yang biasa digunakan hanya
menggunakan satu input dan satu output (dengan satu antena). Teknologi
True MIMO menggunakan minimal dua antena (pada umumnya digunakan tiga).
Semakin banyak antena yang digunakan tentunya akan semakin baik.
Prinsip kerja True MIMO sebenarnya memanfaatkan “kelemahan” dari
mekanisme perambatan gelombang. Dalam sebuah ruangan yang memiliki
banyak benda, sebuah gelombang yang membentur benda tentunya akan
dipantulkan menjadi beberapa gelombang (disebut multipath fading).
Pantulan ini bisa jadi akan melemahkan gelombang tersebut.
Keunikan dari teknologi True MIMO adalah ia akan memanfaatkan
multipath fading ini dengan menggunakan algoritma khusus yang
diimplementasikan dalam chip Digital Signal Processor (DSP)-nya. Agak
rumit jika membahas secara detail algoritma yang digunakan, namun secara
umum, teknologi True MIMO ini sangat bergantung dengan terjadinya efek
pantulan ini. Sisi positifnya adalah efek pantulan ini sangat sering
ditemukan pada aplikasi wireless dalam gedung atau perkantoran. Kondisi
demikian tentu akan membuat kinerja dari perangkat True MIMO menjadi
lebih maksimal.
Perangkat yang telah mengadopsi teknologi True MIMO pada dasarnya
menggunakan chipset AGN100 (sebagai Baseband/MAC processor) dan chipset
AGN 100RF (sebagai transceiver) dari Airgo Networks. Airgo Networks juga
telah mempatenkan teknologi multi antena yang digunakan pada perangkat
True MIMO. Saat ini, teknologi True MIMO bisa diimplementasikan pada
jaringan 802.11a/b/g (2,4 dan 5 GHz) dengan kecepatan maksimal sampai
108 Mbps.
Prinsip kerja True MIMO:
1. Wireless client akan mengirimkan data dengan kecepatan maksimal 108 Mbps.
2. Encoder akan memecah data stream menjadi beberapa stream dengan
kecepatan yang lebih rendah (misal: Sebuah stream 108 Mbps dipecah
menjadi dua stream 54 Mbps).
3. Transmitter akan mengirim kedua data stream tersebut dengan menggunakan antena yang berbeda, tetapi masih dalam satu channel.
4. Sinyal yang dikirim tentunya akan menemui hambatan dan
dipantulkan sehingga membentuk multiple paths. Teknologi MIMO akan
mengubah “paths” ini menjadi virtual channel yang akan membawa data
stream.
5. Dua atau lebih antena akan mengumpulkan sinyal-sinyal tersebut.
Algoritma khusus akan menggabungkan sinyal-sinyal tersebut untuk
membentuk sebuah stream yang lengkap (108 Mbps).
Teknologi Antenna MIMO WiFi
Teknologi Antenna Multiple-Input-Multiple-Output Yang Bisa Meningkatkan Kecepatan Dan Jangkauan Jaringan Wireless
IEEE 802.11n dibuat berdasarkan standard sebelumnya 802.11 dengan
menambahkan Multiple-Input-Multiple-Output (MIMO) dan operasi
Channel-bonding / 40 Mhz pada layer Physical, dan aggregasi frame pada
layer MAC.
MIMO menggunakan beberapa antenna transmitter dan receiver untuk
memperbaiki kinerja systemnya. MIMO adalah technology yang menggunakan
beberapa antenna untuk secara koheren mengurai lebih banyak informasi
dibanding menggunakan satu antenna tunggal. Dua keuntungan penting yang
diberikan kepada 802.11n adalah keragaman antenna dan multiplexing
spatial.
Teknology MIMO mengandalkan sinyal-2 dari berbagai arah. Sinyal-2
dari berbagai arah ini adalah pantulan sinyal-2 yang sampai pada antenna
penerima beberapa saat setelah transmisi sinyal utama yang satu garis
(Line of sight) sampai. Pada jaringan 802.11a/b/g yang bukan MIMO,
sinyal-2 dari berbagai arah ini diterima sebagai interferensi yang hanya
mengurangi kemampuan penerima untuk mengumpulkan informasi yang ada
dalam sinyal. Technology MIMO menggunakan sinyal dari berbagai arah ini
untuk menaikkan kemampuan receiver untuk mengurai informasi yang dibawah
oleh sinyal ini.
Satu lagi kemampuan teknologi MIMO ini adalah Spatial Division
Multiplexing (SDM). SDM melakukan multiplexing secara spatial beberapa
stream data independent, secara simultan di transfer didalam satu
spectral channel bandwidth. MIMO SDM dapat secara significant menaikkan
aliran data seiring naiknya jumlah stream data yang berserakan bisa
diurai. Setiap stream data berserakan ini memerlukan suatu antenna yang
berlainan pada kedua transmitter dan receiver. Sebagai tambahan,
technology MIMO memerlukan suatu rantai frequency yang terpisah dan juga
converter analog-to-digital untuk masing-2 antenna MIMO yang dalam
proses conversi ini memerlukan biaya implementasi yang lebih tinggi
dibanding dengan system teknologi non-MIMO.
Channel Bonding, yang juga dikenal dengan channel 40 MHz, adalah
teknologi ke dua yang dipasang pada standard 802.11n yang dapat secara
simultan menggunakan dua channel terpisah yang tidak saling tumpang
tindih untuk mentransfer data. Channel bonding menaikkan jumlah data
yang dapat ditransmisikan. Operasi Modus 40 MHz menggunakan dua band 20
MHz yang berdekatan. Hal ini membuat pendobelan langsung dari rate data
PHY dari suatu channel band tunggal 20 MHz. (Perlu dicatat bahwa MAC dan
level aliran user tidak akan dobel).
Teknologi arsitektur coupling MIMO dengan channel bandwidth yang
lebih lebar menawarkan peluang menciptakan pendekatan yang sangat
powerful dan cost-efektif untuk meningkatkan rate transfer physical.
Technology MIMO ini banyak diadopsikan kepada banyak piranti
wireless dari kartu jaringan wireless sampai wireless router seperti
WRT160N Linksys RangePlus wireless broadband router, DIR-615 D-Link
wireless router dll. Dengan menggunakan piranti wireless yang
berteknologi MIMO ini akan meningkatkan kinerja jaringan wireless di
rumah anda dari kecepatan dan jangkauannya juga. Hal ini akan menjadi
optimum jika kedua ujung piranti menggunakan teknologi yang sama, yaitu
teknologi MIMO.
Jika anda membangun suatu infrastructure jaringan komputer di kantor
atau di rumah, ada baiknya mempergunakan piranti wireless yang
berteknologi MIMO ini demi kehandalan jaringan wireless anda.