0
Routing Protokol Destination-Sequenced Distance Vector (DSDV)
Posted by Alfian Abdul Ghaffar
on
09.24
11
Sep
——————————————————————————————————————————
Ronald M Hutabarat
Departement Informatika
Institut Teknologi Telkom
ronaldhutabarat@yahoo.com
—————————————————————————————————————————————-
Sekilas Tentang Jaringan Wireless Ad Hoc
Perkembangan jaringan komputer
mulai bergeser dari pengembangan jaringan berkabel ke jaringan nirkabel
(wireless) . Perkembangan ini merupakan tuntutan dari kebutuhan
masyarakat akan akses informasi yang cepat dan bisa diakses kapan saja
dan dimana saja. Salah satu mode pengembangan dari jaringan nirkabel
adalah tipe jaringan nirkabel yang ad hoc. Jaringan Wireless Ad Hoc
adalah jaringan yang menghubungkan pasangan node dan sangat tergantung
dari jarak transmisi dari tiap tiap node (Mukherjee , 2003) .
Jaringan Ad Hoc dapat berdiri
dan exist tanpa harus menggunakan Infrastruktur yang ada seperti base
station berupa accses point ataupun sarana pendukung transmisi data .
Tiap tiap device yang berada pada jaringan ini sering disebut NODE .
Masing masing node akan berkomunikasi dengan node yang berada dalam satu
jaringan Ad hoc tersebut . Jaringan Ad Hoc ini sering pula disebut
sebagai MANET (Mobile Ad Hoc Networking)
Jaringan Ad Hoc mempunyai
infrastruktur node jaringan yang tidak permanen. Jaringan ini terdiri
atas beberapa node yang bersifat mobile dengan satu atau lebih interface
pada setiap nodenya. Setiap node pada jaringan Ad Hoc harus mampu
menjaga performance trafik paket data dalam jaringan akibat sifat
mobilitas node dengan cara rekonfigurasi jaringan. Sebagai contoh, jika
ada node yang bergeser yang mengakibatkan gangguan berupa putus
jaringan, maka node yang mengalami gangguan tersebut dapat meminta
pembentukan rute link baru untuk meneruskan pengiriman paket data.
Beberapa contoh penerapan jaringan Ad Hoc antara lain pembangunan
jaringan komunikasi di medan perang untuk beberapa lokasi, pusat-pusat
komunikasi di daerah bencana alam, sarana koneksi internet pada
stand-stand suatu event/pameran dimana tidak dimungkinkan untuk
membangun jaringan kabel atau ketidaktersediaan jaringan kabel.Node node
pada jaringan Ad Hoc tidak hanya berperan sebagai pengirim dan penerima
data, namun dapat berperan sebagai penunjang node yang lainnya,
misalnya mempunyai kemampuan layaknya router. Dengan demikian diperlukan
adanya routing protokol dalam jaringan Ad Hoc untuk menunjang proses
kirim terima antar node-nodenya.
——————————————————————————————————————————————————-
Sekilas Tentang Routing Protocol Ad Hoc
Komunikasi antar node yang satu
dengan node yang lainnya pada jaringan wireless menggunakan Routing
Protokol Ad Hoc.Routing adalah mekanisme penentuan link dari
nodepengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI (Layer
Network). Protokol routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket
data dari node pengirim ke node penerima akan melewati beberapa node
penghubung (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk
mencarikan route link yang terbaik dari link yang akan dilalui melalui
mekanisme pembentukan tabel routing. Pemilihan route terbaik tersebut
didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti bandwith link dan
jaraknya.
Daftar Tabel Routing Protocol Ad Hoc
Jaringan Ad Hoc memiliki dua
model protokol routing. Pertama, protokol routing yang bersifat reaktif
(reactive), dimana tabel routing dibentuk jika ada permintaan pembuatan
route link baru atau perubahan link. Kedua, protokol routing yang
bersifat proaktif (proactive), dimana tabel routing dibentuk dan
diupdate setiap waktu (secara kontinu) jika terjadi perubahan link
. Routing Protokol Destination-Sequenced Distance Vector (DSDV)
merupakan Routing Protokol Pro-aktif.
——————————————————————————————————————————————————-
# Source : Ad Hoc Networking – Charles Perkins
Destination-Sequenced Distance Vector (DSDV)
DSDV merupakan algoritma
routing procol ad hoc proaktif yang didasari pada Bellman – Ford yang
pertama kali dikenalkan, kontribusi algoritma ini adalah untuk mengatasi
Routing Loop. Pada DSDV, digunakan sequence number untuk mengirimkan
pesan pada jaringan. Sequence number dihasilkan juga saat ada perubahan
dalam jaringan, hal ini terjadi karena sifat table routing node pada
pada jaringan yang menggunakan protokol proaktif yang update secara
periodik, serta Trigered update uang digunakan oleh node untuk
mengupdate node yang masuk dan keluar dari jaringan.
Dalam metode routing DSDV, setiap node yang berada dalam jaringan , akan memelihara tabel routing ke node tetangganya, tabel routing yang dimiliki oleh setiap node berisi tentang : alamat tujuan node, jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai tujuan, serta sequenced number. Jika tabel routing dalam satu node telah diupdate, maka akan dipilih rute untuk mencapai node tujuan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
Memiliki sequence number yang terbaru, hal ini dapat dilihat dari nilai sequenced number yang paling besarDalam metode routing DSDV, setiap node yang berada dalam jaringan , akan memelihara tabel routing ke node tetangganya, tabel routing yang dimiliki oleh setiap node berisi tentang : alamat tujuan node, jumlah hop yang diperlukan untuk mencapai tujuan, serta sequenced number. Jika tabel routing dalam satu node telah diupdate, maka akan dipilih rute untuk mencapai node tujuan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
Jika nilai sequence number sama, maka akan dilihat nilai metricnya, nilai metric yang lebih kecil akan dipilih.
Penerapan protocol DSDV memiliki kelebihan , yaitu :
• DSDV menjamin tidak ada looping route
• DSDV dapat mereduksi masalah count to infinity
• DSDV dapat menghindari trafik lebih dengan kenaikan drastis update penuh untuk dump
• DSDV hanya memaintenence path terbaik menuju tujuan, dari sekian banyak path ketujuan.
Keterbatasan yang dimiliki algoritma routing protocol DSDV ini menjadi kelemahannya, yaitu :
- Banyak memakan alokasi bandwith untuk broadcasting informasi yang tidak terlalu berguna, meskipun tidak ada perubahan yang berarti pada topologi jaringan, hal ini dikarenakan sifatnya yang selalu update setiap waktunya.
- DSDV tidak mensupport multi path routing.
- Sangat sulit untuk mendeterminasi waktu delay saat broadcasting informasi kesemua node.
- Table routing pada node dijaringan DSDV sangat sulit untuk dimaintence pada jaringan berskala besar, mengingat jumlah node yang banyak dan dan luas jaringan yang semakin diperluas (scalable) yang meningkatkan overhead.
- Diawal tranmisi sebelum dilakukan , tiap node memiliki table yang berisi data node node dalam jaringan.
- Jika terjadi perubahan topologi jaringan setelah paket data dikirimkan, table routing akan diupdate secara periodic.
- Jika tidak ada permasalah pada topologi jaringan, makan node akan dikirimkan setelah node sumber dan node tujuan dinisialisasi, lalu paket akan sampai ke node tujuan.
Flowchart Proses Kerja DSDV secara umum
Posting Komentar